Kamis, 12 Agustus 2010

Tidak Sah Puasa Jika Belum Niat Sebelum Fajar


Oleh : Abduh Zulfidar Akaha

            Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يُجْمِعْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ .
            “Barangsiapa yang belum berniat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”

Takhrij
            Hadits ini diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi dari Ishaq bin Manshur dari Ibnu Abi Maryam dari Yahya bin Ayub dari Abdullah bin Abi Bakr dari Ibnu Syihab Az-Zuhri dari Salim bin Abdilah dari Ibnu Umar dari Hafshah Ummul Mukminin Radhiyallahu 'Anhum.[1]
            Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (2908), An-Nasa`i (2293), Ahmad (25252), Ibnu Abi Syaibah (25/2), Ath-Thabarani dalam Al-Kabir (18859), Ad-Daruquthni (2240), Ibnu Khuzaimah (1826), dan Al-Baihaqi dalam Al-Ma’rifah (2572); juga dari Hafshah binti Umar bin Al-Khathab.
            Dalam riwayat lain disebutkan,
            مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَلَا صِيَامَ لَهُ .
          “Barangsiapa belum berniat puasa sejak malam hari, maka tidak ada puasa baginya.”[2]

Derajat Hadits: Shahih
            Imam Az-Zaila’i berkata, “Hadits ini diriwayatkan Al-Hakim dalam Kitab Al-Arba’in dari Yahya bin Ayub, dia mengatatakan; Hadits ini shahih menurut syarat Al-Bukhari dan Muslim.”[3]
            Ibnu Hajar berkata, “… Mereka menshahihkan hadits ini. Di antara mereka, yaitu: Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, Al-Hakim, dan Ibnu Hazm. Ad-Daruquthni meriwayatkan dengan jalur lain, dia mengatakan; rijalnya tsiqah.”[4]
            Syaikh Al-Albani menshahihkan hadits ini dalam Misykat Al-Mashabih (1987) dan Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (11484).

Hikmah dan Ibrah
-          Sebetulnya arti tekstual dari kata  يُجْمِعْ  adalah; menghukumi dan bertekad kuat.
-          Barangsiapa yang belum bertekad kuat puasa, maksudnya yaitu belum berniat puasa.
-          Niat puasa hukumnya wajib, dan orang yang belum atau tidak niat puasa, maka puasanya tidak sah.
-          Niat bisa dilakukan sejak terbenamnya matahari (setelah maghrib) dan paling lambat sebelum terbit fajar atau sebelum adzan subuh.
-          Niat puasa ini berlaku untuk puasa Ramadhan. Adapun untuk puasa sunnah, maka boleh berniat di pagi hari selama belum makan dan minum.
-          Niat tempatnya di dalam hati. Ia tidak harus diucapkan. Namun tidak mengapa melafalkan niat puasa dengan lisan selama tidak meyakininya sebagai kewajiban, melainkan dengan maksud untuk lebih menguatkan apa yang sudah diniatkan di dalam hati.
-          Imam Abu Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi Asy-Syafi’i berkata,
لاَ يَصِحُّ الصَّوْمُ إِلاَّ بِنِيَّةٍ ، وَمَحَلُّهَا الْقَلْبُ ، وَلاَ يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِهَا بِلاَ خِلاَفٍ .
“Tidak sah puasa tanpa niat, dan tempat niat adalah dalam hati. Tidak ada ketentuan niat harus diucapkan, demikian tidak ada perbedaan pendapat di sana.”[5]
-          Niat puasa bisa diperbarui terus setiap hari, baik pada malam hari ataupun sebelum subuh setelah sahur tidak harus diulangi setiap hari
-          Niat puasa Ramadhan boleh dilakukan sekali saja pada malam pertama Ramadhan dengan niat puasa satu bulan penuh. Sebab, amalan seseorang itu tergantung niatnya. Tetapi lebih disukai jika niat puasa selalu diperbarui setiap hari. Demikian pendapat Imam Malik dan salah satu riwayat dari Imam Ahmad.[6]

*   *   *


[1] Sunan At-Tirmidzi/Kitab Ash-Shaum ‘An Rasulillah/Bab Ma Ja`a La Shiyama Liman Lam Ya’zim Min Al-Lail/hadits nomor 662.
[2] HR. An-Nasa`i (2294) dan Ibnu Majah (1690) juga dari Hafshah. Dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Sunan An-Nasa`i (2334) dan Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir (11481).
[3] Nashbu Ar-Rayah fi Takhrij Ahadits Al-Hidayah/Imam Az-Zaila’i/Jilid 2/Hlm 433. Program Al-Maktabah Asy-Syamilah.
[4] Raudhatu Al-Muhadditsin (810).
[5] Raudhatu Ath-Thalibin wa ‘Umdatu Al-Muftin/Imam An-Nawawi/Jilid 1/Hlm 268. Program Al-Maktabah Asy-Syamilah.
[6] Lihat Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah/Diterbitkan oleh Departemen Waqaf dan Urusan Keislaman Kuwait/Jilid 28/Hlm 26. lihat juga http://www.islamonline.net/servlet/Satellite?pagename=IslamOnline-Arabic-Ask_Scholar/FatwaA/FatwaA&cid=1122528618144.

2 komentar:

  1. Assalamu'alaikum Wr. Wb.
    Terima kasih atas ilmunya.
    kebetulan tanpa disengaja tadi malam belum sempat mengucapkan niat puasa dan tidak sempat sahur. namun diawal bulan ramadhan memang sudah berbiat untuk puasa 1 bulan penuh, walaupun memang pada malam-malam sebelumnya selalu mengulangi niat.
    Wassalam. Wr. Wb.

    BalasHapus
  2. wa'alaikum salam wr. wb.
    insya Allah puasa ibu/bapak sah.. bagaimanapun puasa ramadhan telah kita niatkan jauh2 hari sebelum ramadhan, sesaar sblm ramadhan, ketika ramadhan, n ketika besok mau puasa. niat itu otomatis. yg tidak otomatis itu kan kalo kita melafalkannya. namun karena melafalkan itu bukan keharusan, jadi tak mengapa kita berniat di dalam hati saja tanpa melafalkan.
    wassalam.

    BalasHapus

(hukum) wisata kuliner, bukan tidak boleh, tapi jika berlebihan tidak baik

Hikmah jelang siang: (hukum) wisata kuliner, bukan tidak boleh, tapi jik a berlebihan tidak baik ' ada yg bertanya via WA ttg ha...