Senin, 23 Agustus 2010

Allah Membebaskan Sejumlah Orang dari Neraka Setiap Hari di Bulan Ramadhan

Oleh : Abduh Zulfidar Akaha

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,
إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ .
“Apabila masuk malam pertama bulan Ramadhan, setan-setan dan jin pembangkang dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada yang dibuka, pintu-pintu surga dibuka dan tidak ada yang ditutup. Seorang penyeru memanggil; ‘Hai pencari kebaikan, kemarilah! Dan hai pencari kemaksiatan, berhentilah!’ Dan Allah selalu membebaskan sejumlah orang dari neraka setiap malam.”

Takhrij
Hadits ini diriwayatkan Imam At-Tirmidzi dari Abu Kuraib Muhammad bin Al-Ala` dari Abu Bakr bin Ayyasy dari Sulaiman bin Mihran Al-A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. [1]

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah (1632), Al-Hakim (1479), Al-Baihaqi dalam Ash-Shughra (1105), Ibnu Hibban (3504), Ibnu Khuzaimah (1776), Al-Baghawi (1725), dan Al-Ajurri dalam Asy-syari’ah (917); dari Abu Hurairah.
Abdurrazaq (7385), Abu Ath-Thahir dalam Al-Majalis (83), dan Ibnu Syahin dalam Fadha`il Syahr Ramadhan (11); meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhuma.

Derajat Hadits: Shahih
Imam Al-Hakim berkata, “Ini adalah hadits shahih sesuai syarat Al-Bukhari dan Muslim, tetapi mereka tidak mengeluarkannya dengan redaksi seperti ini.” [2]
Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi (682), Shahih Sunan Ibni Majah (1642), dan Misykat Al-Mashabih (1960).

Hikmah dan Ibrah
- Sebagian penjelasan hadits ini bisa dilihat pada pembahasan hadits ketujuh.

- Jin al-maradah atau jin marid, adalah jenis jin kelas ‘berat’ atau kelas ‘kakap.’ Di dunia jin, jin jenis ini sangat ditakuti.

- “Setan-setan dan jin pembangkang dibelenggu,” menunjukkan bahwa tidak semua jenis jin dan setan dibelenggu pada bulan Ramadhan. Artinya, masih ada jin-jin ‘kacangan’ yang masih berseliweran. Itulah makanya, terkadang ada juga orang yang kemasukan jin pada bulan Ramadhan.

- Masih adanya orang yang tidak puasa dan masih berbuat maksiat pada bulan Ramadhan, tidak selamanya karena godaan setan. Melainkan bisa jadi karena faktor hawa nafsu orang itu sendiri. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ ، مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ .
“Yang meniupkan rasa waswas dalam dada manusia, dari jenis jin dan manusia.”  [3]


- Seorang penyeru memanggil, yaitu seorang malaikat. Bagaimana cara menyerunya dan siapa yang bisa mendengarnya; wallahu a’lam. Yang jelas, sekiranya setan bisa mempengaruhi manusia untuk berbuat dosa dengan bisikannya, bukan tidak mungkin malaikat juga diberi kemampuan serupa (atau lebih) untuk mempengaruhi manusia agar melakukan amal saleh. Sebagaimana kita tidak tahu seperti apa bentuk riil bisikan setan, demikian pula dengan bisikan malaikat, kita juga tidak mengetahuinya. Bukan tidak mungkin, semangat bergelora kaum muslimin dalam menyambut bulan Ramadhan dan berduyun-duyunnya mereka ke masjid untuk melaksanakan shalat tarawih pada malam pertama; adalah karena seruan malaikat yang ditugaskan Allah untuk menyeru, “Hai para pencari kebaikan, kemarilah!”

- Sebaliknya, sangat sedikitnya bahkan tiadanya orang berbuat maksiat pada hari pertama Ramadhan, bahkan turut giatnya para aparat penegak hukum dalam menertibkan tempat-tempat hiburan; adalah juga karena seruan malaikat, “Hai orang-orang yang suka berbuat maksiat, berhentilah!” Wallahu a’lam.

- “Dan Allah selalu membebaskan sejumlah orang dari neraka setiap malam.” Ini adalah janji Allah. Insya Allah, jika kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan sungguh-sungguh diiringi dengan berbagai amal saleh selama bulan Ramadhan, Allah akan membebaskan kita dari siksa neraka-Nya. Kita berdoa saja, mudah-mudahan kita semua termasuk dalam golongan mereka yang diselamatkan Allah dari neraka. Ya Allah, jadikanlah hamba-Mu ini termasuk di antara orang-orang yang Engkau selamatkan dari siksa neraka, dan masukkanlah hamba-Mu ini ke dalam surga-Mu. Amin yaa Rabbal ‘Alamin.

*   *   *


[1] Sunan At-Tirmidzi/Kitab Ash-Shaum ‘An Rasulillah/Bab Ma Ja`a fi Fadhli Syahri Ramadhan/hadits nomor 618.
[2] Al-Mustadrak ‘Ala Ash-Shahihain/Imam Al-Hakim/hadits nomor 1479.
[3] QS. An-Nas: 5-6.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

(hukum) wisata kuliner, bukan tidak boleh, tapi jika berlebihan tidak baik

Hikmah jelang siang: (hukum) wisata kuliner, bukan tidak boleh, tapi jik a berlebihan tidak baik ' ada yg bertanya via WA ttg ha...