Oleh : Abduh Zulfidar Akaha
Tak seperti biasa, kali itu ada yang berbeda dalam shalat Nabi Saw. Jumlah rakaatnya lebih banyak. Selepas salam, para sahabat mengingatkan beliau. Nabi pun segera menghadap ke arah kiblat dan bersujud dua kali lalu salam. Kemudian, beliau berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah manusia biasa, aku juga lupa sebagaimana kalian lupa. Oleh karena itu, jika aku lupa, maka ingatkanlah aku.” [Muttafaq Alaih dari Ibnu Mas’ud]
Siapa pun pernah lupa. Bahkan Nabi yang maksum pernah lupa. Namun lupa tak bisa disengaja dan sejatinya orang tidak ingin lupa. Bahkan kata “melupakan” bukan berarti lupa sesungguhnya. “Melupakan” hanyalah kata lain dari ketidak-inginan seseorang untuk mengingat kembali sesuatu yang tidak disukainya.
Di bulan Ramadhan, orang yang lupa makan dan minum saat puasa, adalah rezeki baginya. Nabi Saw bersabda, “Barangsiapa yang makan atau minum karena lupa, maka hendaknya dia jangan berbuka, karena sesungguhnya itu adalah rezeki yang diberikan Allah kepadanya.” [HR. At-Tirmidzi dari Abu Hurairah]